Senin, 28 Agustus 2017

Kado Pernikahan untuk Saudariku




Manusia diciptakan secara berpasang-pasangan dari jenisnya sendiri

Kini, engkau telah menemukan pasanganmu wahai saudariku

Berbahagialah...

Kesyukuran yang tiada terkira sehingga engkau dapat menjalankan ibadah sebagai pelengkap agamamu

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Berbahagialah...

Setiap amalan yang engkau kerjakan dalam berumah tangga dengan berlandaskan kecintaan kepada-Nya maka tentu akan bernilai ibadah dan mendapat pahala dari-Nya

Berbahagialah...

Penuhilah cinta dan kasih sayang di dalam mengarungi samudera rumah tangga

Penuhilah perjalanan rumah tanggamu dengan sakinah, mawaddah dan amanah

Berbahagialah...

Kini engkau telah mengemban amanah yang bertambah

Semoga  dianugerahi buah hati pejuang-pejuang tangguh yang menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini. Aamiin....



Dari saudarimu yang mencintaimu:

SRK


IJA

&

SARI






Kamis, 20 Juli 2017

Duhai Hatiku Yang Lembut

Duhai hatiku yang lembut...
Apa yang kau rasakan saat ini duhai hatiku?
Apakah engkau sedang gelisah?
Apa yang sedang engkau gelisahkan?
Apakah engkau sedang khawatir?
Apa yang sedang engkau khawatirkan?
Duhai hatiku yang lembut...
Jangan engkau menjadi rapuh
Jangan engkau menjadi lemah
Jangan engkau menjadi patah
Duhai hatiku yang lembut...
Apakah engkau sedang marah?
Apa yang sedang engkau marahkan?
Apakah karena tak dibalas sms olehnya sehingga membuat hati menjadi marah?
Apa karena orang itu sedang sibuk sehingga kurang diperhatikan lalu membuat hati menjadi marah?
Sudah kukatakan bahwa sinyal disana kurang bagus.
Sudah kukatakan bahwa jikalau sedang sibuk maka kurang fokus pada komunikasi dengan orang lain.
Sudah kukatakan bahwa orang itu baik-baik saja disana.
Sudah kukatakan bahwa insya Allah selalu ada Allah yang akan menjaga orang itu.
Duhai hatiku yang lembut...
Mampukah engkau menjalani kehidupan yang keras ini?
Ya Allah....
Tetapkanlah hatiku pada jalanMu yang lurus
Tetapkanlah keistiqamahan dalam hatiku
Kuatkanlah hatiku
Hiasilah hatiku dengan keimanan
Berilah hatiku kecintaan dengan keimanan
dan jauhkanlah hati dan ragaku dari kekufuran, kekafiran dan kemaksiatan.
Aamiin ya Allah. 


Masih butuh penyesuaian

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah hari ini cerah dan semoga bisa cerah pada hari-hari berikutnya. Tahu kah engkau kemarin-kemarin yang silam kotaku kota Kendari selalu diselimuti awan mendung dan diguyur hujan yang berkepanjangan dari subuh hingga subuh kembali? Rasanya beraktivitas seperti biasa itu terasa berat. Sudahlah...itu telah berlalu. Jalani hari ini dengan semangat karena hari ini cerah.

Pagi ini kuberangkat ke kampus sendiri. Ketika suami sedang bertugas disini maka ada kalanya berangkat bersama. Namun, jika sedang bertugas di luar kota ya otomatis mesti mandiri dong.

Kalau udah ditinggal jauh dan ini kali pertama lamanya hingga 5 hari, rasa kangennya udah berasa sejak hari pertama. Tak mendapat sms atau tak mendapat teleponan aja sudah gelisah dan galau. Hari ini ditinggal tuk hari kedua. Masih terhitung 3 hari lagi. Sehari aja serasa seminggu, seminggu serasa sebulan, sebulan serasa setahun, apalagi setahun owalah serasa lama sekali. Ampun deh... Tapi kan saya mesti sabar. Kangen itu kan bumbu-bumbu dalam berkeluarga. Namanya juga baru pacaran dan berkenalan. Hari ini terhitung 2 bulan lebih 6 hari. Ini waktu masih singkat jika dibandingkan dengan orang tua dengan usia pernikahan hingga puluhan tahun lamanya. Ya semoga pernikahan kami kekal hingga ke JannahNya dan menjadi kekasih dunia akhirat. Aamiin.

Alhamdulillah, hari ini dapat undangan nikahan teman tuk kedua kalinya dengan tidak menuliskan namaku di undangan tersebut tetapi nama suami. Agaknya saya masih kaku dan belum terbiasa. Saya masih butuh waktu sedikit lama untuk menyakinkan bahwa undangan itu diperuntukkan padaku. Undangan tersebut telah kubagi pada suami via wa. Ya semoga saja kami bisa berangkat bersama. Namun, jika pada hari yang ditetapkan sang suami belum jua pulang maka dengan berlapang hati kesana sendiri atau bersama teman lainnya. Tak mengapa lah, yang penting menghadiri undangan sahabat baikku. Bagi calon pengantin, semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah serta begitupun dengan kami. aamiin.


Semoga Allah senantiasa menghiasi hati-hati kita dengan keimanan, diberikan kecintaan dengan keimanan dan dihindarkan dari kekufuran, kekafiran dan kemaksiatan. aamiin.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

 Akad Nikah @ Gedung Grand Awani pada 14 Mei 2017

Resepsi Pernikahan @ Gedung Grand Awani pada 14 Mei 2017




Keluarga Besar La Karimuna

 Orang tua kami


  

Rabu, 07 Juni 2017

Wahai Orang Asing Yang Kini Kucinta



Wahai orang asing
Siapakah dirimu itu?
Engkau datang bagaikan malaikat yang turun dari langit
Maka benarlah malaikat satu ini tak memiliki sayap

Wahai orang asing
Hingga saat ini aku belum begitu mengenalmu
Namun Engkau berhasil merajai hati dan pikiranku

Wahai orang asing
Sentuhan tulus dari tanganmu membuatku selalu merasa malu
Membuatku menjadi ratu yang selalu siap dilindungi oleh rajanya

Wahai orang asing
Sejak ijab kabul yang Engkau ucapkan di depan waliku maka sejak saat itu detak jantungku tak beraturan
Sejak saat itu kita berdua menjadi saling bertanggungjawab dunia-akhirat

Wahai orang asing
Walau hadirmu di sisiku membutuhkan banyak perjuangan
Namun Engkau tak gentar menghadapi tantangan dan rintangan itu
Di situlah kuyakin bahwa Engkau layak untuk diperjuangkan
Bahkan kali pertama Engkau memberanikan bertemu dengan Ayahku pun sudah memberikan point plus untukmu

Wahai orang asing
Sungguh Engkau berbeda dengan orang-orang yang kukenal berkesudahan
Engkau mampu membuktikan bahwa dirimulah yang pantas untuk mendampingiku untuk selamanya
Engkau berhasil mengalahkan orang-orang yang banyak cakap, janji dan bualan di luar sana
Engkau tampil apa adanya dan sederhana, namun mampu meyakinkan orang tuaku

Wahai orang asing
Tahukah engkau ketika 2 hari menjelang hari pernikahan kita?
Kutak berani melihat wajahmu, bahkan suaramu pun berasa sangat berbeda dari biasanya
Rasanya ada yang menggelitik di hati tapi tetap kutampikkan karena kupahami bahwa saat itu engkau belum halal bagiku

Wahai orang asing
Kini kita berdua telah halal
Maka marilah kita bersama-sama menggapai ridho dan berkahNYA
Marilah kita berusaha menjadi hamba-hamba yang selalu mencintaiNYA dan RasulNYA di atas segalanya

Wahai orang asing yang kini menjadi suamiku
Maafkan aku yang masih belajar menjadi istrimu yang terbaik
Maafkan aku dengan segala kekuranganku
Maafkan aku dengan segala kesilapanku

Wahai orang asing
Kini kuberani menatap wajahmu
Sungguh sangat berbeda ketika usai ijab kabul hari itu

Wahai orang asing
Kini kuyakin bahwa AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH
Marilah kita mengarungi samudera kehidupan ini dengan sebaik-baik petunjuk dariNYA
Hingga nanti kitapun dipertemukan olehNYA di dalam surgaNYA dan menjadi pasangan kekasih dunia akhirat.

Ya Allah istiqamahkanlah kami di jalanMU yang lurus yakni jalannya orang-orang beriman yang Engkau beri petunjuk
Hiasi diri kami dengan keimanan dan ketakwaan
Berikan kami kecintaan pada keimanan dan ketakwaan
Dan panggillah kami kembali ke haribaanMU dalam keadaan khusnul khatimah.
Aamiin Allahumma aamiin. 

   Menghadiri undangan nikahan pertama dengan sang suami di kampung suami Torobulu Konsel
Semoga samawa selalu. aamiin.

Kamis, 16 Februari 2017

Wanita yang Aduannya Didengar Allah dari Langit Ketujuh



Penyusun: Ummu Sufyan

Beliau adalah Khaulah binti Tsa’labah bin Ashram bin Fahar bin Tsa’labah Ghanam bin Auf. Suaminya adalah saudara dari Ubadah bin Shamit, yaitu Aus bin Shamit bin Qais. Aus bin Shamit bin Qais termasuk sahabat Rasulullah yang selalu mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam peperangan, termasuk perang Badar dan perang Uhud. Anak mereka bernama Rabi’.

Suatu hari, Khaulah binti Tsa’labah mendapati suaminya sedang menghadapi suatu masalah. Masalah tersebut kemudian memicu kemarahannya terhadap Khaulah, sehingga dari mulut Aus terucap perkataan, “Bagiku, engkau ini seperti punggung ibuku.” Kemudian Aus keluar dan duduk-duduk bersama orang-orang. Beberapa lama kemudian Aus masuk rumah dan ‘menginginkan’ Khaulah. Akan tetapi kesadaran hati dan kehalusan perasaan Khaulah membuatnya menolak hingga jelas hukum Allah terhadap kejadian yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah islam (yaitu dhihaar). Khaulah berkata, “Tidak… jangan! Demi yang jiwa Khaulah berada di tangan-Nya, engkau tidak boleh menjamahku karena engkau telah mengatakan sesuatu yang telah engkau ucapkan terhadapku sampai Allah dan Rasul-Nya memutuskan hukum tentang peristiwa yang menimpa kita.”

Kemudian Khaulah keluar menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta fatwa dan berdialog tentang peristiwa tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami belum pernah mendapatkan perintah berkenaan dengan urusanmu tersebut… aku tidak melihat melainkan engkau sudah haram baginya.” Sesudah itu Khaulah senantiasa mengangkat kedua tangannya ke langit sedangkan di hatinya tersimpan kesedihan dan kesusahan. Beliau berdo’a, “Ya Allah sesungguhnya aku mengadu tentang peristiwa yang menimpa diriku.” Tiada henti-hentinya wanita ini ini berdo’a hingga suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pingsan sebagaimana biasanya beliau pingsan tatkala menerima wahyu. Kemudian setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sadar, beliau bersabda, “Wahai Khaulah, sungguh Allah telah menurunkan ayat Al-Qur’an tentang dirimu dan suamimu.” kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat…..” sampai firman Allah: “Dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang pedih.” (QS. Al-Mujadalah:1-4)

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada Khaulah tentang kafarah dhihaar, yaitu memerdekakan budak, jika tidak mampu memerdekakan budak maka berpuasa dua bulan berturut-turut atau jika masih tidak mampu berpuasa maka memberi makan sebanyak enam puluh orang miskin.

Inilah wanita mukminah yang dididik oleh islam, wanita yang telah menghentikan khalifah Umar bin Khaththab saat berjalan untuk memberikan wejangan dan nasehat kepadanya. Dalam sebuah riwayat, Umar berkata, “Demi Allah seandainya beliau tidak menyudahi nasehatnya kepadaku hingga malam hari maka aku tidak akan menyudahinya sehingga beliau selesaikan apa yang dia kehendaki, kecuali jika telah datang waktu shalat maka saya akan mengerjakan shalat kemudian kembali untuk mendengarkannya hingga selesai keperluannya.”

Alangkah bagusnya akhlaq Khaulah, beliau berdiri di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berdialog untuk meminta fatwa, adapun istighatsah dan mengadu tidak ditujukan melainkan hanya kepada Allah Ta’ala. Beliau berdo’a tak henti-hentinya dengan penuh harap, penuh dengan kesedihan dan kesusahan serta penyesalan yang mendalam. Sehingga do’anya didengar Allah dari langit ketujuh.

Allah berfirman yang artinya, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (berdo’a) kepada–Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, “Sesungguhnya Rabb kalian Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi itu Maha Malu lagi Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika hamba-Nya mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hikmah

Tidak setiap do’a langsung dikabulkan oleh Allah. Ada faktor-faktor yang menyebabkan do’a dikabulkan serta adab-adab dalam berdo’a, diantaranya:
  1. Ikhlas karena Allah semata adalah syarat yang paling utama dan pertama, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Al-Mu’min: 14)
  2. Mengawali do’a dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, diikuti dengan bacaan shalawat atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diakhiri dengan shalawat lalu tahmid.
  3. Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a serta yakin akan dikabulkan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Khaulah binti Tsa’labah radhiyallahu ‘anha.
  4. Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo’a, tidak terburu-buru serta khusyu’ dalam berdo’a.
  5. Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata.
  6. Serta hal-hal lain yang sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Selain hal-hal di atas, agar do’a kita terkabul maka hendaknya kita perhatikan waktu, keadaan, dan tempat ketika kita berdo’a. Disyari’atkan untuk berdo’a pada waktu, keadaan dan tempat yang mustajab untuk berdo’a. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang penting bagi terkabulnya do’a. Diantara waktu-waktu yang mustajab tersebut adalah:
  1. Malam Lailatul qadar.
  2. Pertengahan malam terakhir, ketika tinggal sepertiga malam yang akhir.
  3. Akhir setiap shalat wajib sebelum salam.
  4. Waktu di antara adzan dan iqomah.
  5. Pada saat turun hujan.
  6. Serta waktu, keadaan, dan tempat lainnya yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga Allah memberikan kita taufiq agar kita semakin bersemangat dan memperbanyak do’a kepada Allah atas segala hajat dan masalah kita. Saudariku, jangan sekali pun kita berdo’a kepada selain-Nya karena tiada Dzat yang berhak untuk diibadahi selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dan janganlah kita berputus asa ketika do’a kita belum dikabulkan oleh Allah. Wallahu Ta’ala a’lam.

Maraji’:
  1. Wanita-wanita Teladan di Masa Rasulullah (Pustaka At-Tibyan)
  2. Do’a dan Wirid (Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz – Pustaka Imam Syafi’i)
***
Artikel www.muslimah.or.id

 05/10/2013 @ Kebun Raya Bogor Taman Anggrek


Hikmah di Balik Lagu



Jangan Jatuh Cinta


Disini pernah ada rasa simpati
Disini pernah ada rasa mengagumi, rasa ingin memilikimu, memasukanmu ke dalam hati ini jadi penghuni
Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri
Namun ternyata semua hanya mainan nafsu untuk memburu cinta yang semu
Aku tertipu.....
Tuhanku berikanku cinta yang KAU titipkan bukan cinta yang pernah ku tanam
Aku ingin rasa cinta ini masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan saat ijab kabul telah tertunaikan
Tuhanku berikanku cinta yang KAU titipkan bukan yang pernah ku tanam pada seseorang...

08/06/2014 @ Kamar kosan Mba Kiki, Bogor.