Senin, 02 Januari 2017

TAKLIM TARBAWI

Pemateri: Ust. Amiruddin Rahim
Ahad, 1/1/2017 @ Masjid Hikmah

 TAKWA

Kitab  Minhajul 'Abidin membahas mengenai tentang TAKWA. Makna takwa yang dikandung dalam kitab tersebut bermakna:
  • berhati-hati dalam menjalani kehidupan
  • "bertakwalah dimanapun kita berada"
  • Dalam sebuah kisah ketika Ali bin Abi Thalib yang saat itu menjabat sebagai khalifah dan di dalam pertemuan itu materi dibawakan oleh Abu Sufyan. Lalu Ali bin Thalib bertanya pada Abu Sufyan, yaitu  "Apakah takwa itu?". Kemudian Abu Sufyan menjawab: sesungguhnya yang bertanya lebih tahu daripada yang ditanya. Tetapi Ali bin Thalib kembali menjawab bahwa "memang benar saya tahu mengenai itu namun saya ingin agar pemahamanku lebih dalam tentang takwa". Abu Sufyan pun menjelaskan bahwa" takwa itu ibarat berjalan di antara duri-duri yang dengannya sehingga kita akan berhati-hati agar tidak menginjak atau terkena duri itu". Seperti inilah makna takwa. Dari kisah ini kita pun dapat mengambil pelajaran bahwa walaupun seorang Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai pemimpin atau khalifah ketika itu namun tidak lantas membuat beliau sombong untuk tidak belajar dari seorang Abu Sufyan. Abu Sufyan memiliki kecerdasan yang luar biasa, bahkan dapat dikatakan bahwa kecerdasan beliau dapat mengalahkan kecerdasan seorang Ali bin Abi Thalib. Yang mana sama-sama kita ketahui bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan seorang sahabat Rasulullah yang terkenal dengan kecerdasan beliau.
  • Jadikan  takwa sebagai kulit bukan sebagai pakaian karena kulit itu akan selalu berada dimana pun kita berada. Kalau pakaian akan berbeda tergantung tempat kita berada misalnya ketika kita berada di ruang tamu berbeda bajunya ketika masuk wc dan ketika akan tidur.
  • Jika kita sudah terlanjur melakukan pelanggaran maka ikutilah perbuatan buruk tersebut dengan perbuatan baik sehingga dengan begitu perbuatan buruk dapat terhapuskan oleh perbuatan baik.
Ada beberapa kelompok manusia yang berkaitan dengan ilmu dan harta yaitu:
  1. Tidak ada harta, ilmu pun tiada. Ketika orang ini melihat orang kaya maka ia pun menjadi berangan-angan bahwa ketika ia menjadi kaya maka ia akan melakukan hal yang sama seperti orang kaya tersebut. Akan tetapi, kenyataannya ia adalah orang miskin dan tidak memiliki ilmu.
  2. Tidak ada harta namun memiliki ilmu.  Ketika orang ini melihat orang kaya maka ia mulai berangan-angan bahwa ketika ia menjadi kaya maka ia akan melakukan hal yang lebih baik dibanding orang kaya tersebut.
Hikmahnya adalah JANGANLAH MENJADI UMAT YANG PANJANG ANGAN-ANGAN APATAH LAGI MEMILIKI ANGAN-ANGAN  YANG BURUK.

Hati-hati sebagai makna takwa artinya adalah:
  • Hati-hati dalam memilih teman. 
"Bertakwa kepada Allah dan bersamalah dengan orang-orang baik dan jujur". (Q.S Az-Zuhruf)
- Teman setia akan menjadi musuh di akhirat kelak jika tidak dilandasi takwa, namun jika teman setia berlandaskan takwa maka dialah yang akan menjadi teman yang paling baik bahkan hingga membawa kita masuk ke dalam jannahNYA. Seekor anjing yang berteman dengan manusia dalam surah Al Kahfi pun bisa menjadi penghuni surga karena majikannya adalah orang yang sholeh, apatah lagi kita sebagai manusia yang memiliki peluang besar untuk berteman dengan orang-orang baik.
- Tidak boleh bertawadhu di depan orang sombong, tetapi bersikap lebihlah pada orang sombong tersebut agar dapat dikalahkan atau ditaklukan.
- Disinilah kita belajar bahwa betapa pentinga memiliki teman dengan kategori Grade 1. Karena dengan teman seperti ini maka akan selalu mengingatkan kita untuk dekat kepadaNYA.
- Menghindari majelis-majelis yang melalaikan seperti kelompok menggosip, balas-balasan chatingan yang tidak bermanfaat dan masih banyak lainnya.
"Memilih teman yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran".
"Memilih teman yang mau menerima tetapi ia tak mampu mengajak pada ketakwaan. Teman seperti ini dapat menjadi objek dakwah kita".
"Teman yang menyebabkan kerusakan. Teman yang membuat kita menjadi jauh dengan Allah, teman yang membuat kita menjadi telat sholat karena sibuk bercerita dengannya, teman yang tidak membawa kemanfaatan bagi kita, hanyalah membawa kerugian semata. Kategori teman seperti inilah yang patut untuk dihindari".
Oleh karena itu, ketika kita ingin mengetahui bagaimana sebenarnya seseorang maka bisa dilihat dari dengan siapa ia berteman.
  • Berhati-hati dalam meninggalkan sunnah Rasul walaupun itu bukan kewajiban
 Sebagai tanda kecintaan kita kepada Rasulullah SAW yakni dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Sunnah Rasulullah adalah pilihan-pilihan bagi orang-orang yang memahami hakekat sunnah untuk dilaksanakan.
Jika tak sanggup untuk melaksanakan sunnah yang banyak maka pilihlah ibadah sunnah unggulan dimana ibadah ini yang paling cocok dengan kondisi kita, misalnya: sholat qiyamul Lail, mengaji di akhir malam, selalu memberi salam dan sebagainya.
Ada suatu kisah, seorang sahabat Rasulullah suka sekali pergi ke pasar. Namun kepergiannya ke pasar bukan untuk belanja. Tetapi untuk memberi salam. Jadi tiap kali beliau bertemu orang mulai dari pintu masuk maka beliau akan memberi salam hingga beliau keluar dari pasar.
  • Berhati-hati dalam mengonsumsi 
- Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan
- Waktu, tenaga dan pikiran yang digunakan tidak secara berlebihan
- Hendaknya setiap orang memperhatikan pada apa yang dimakan dengan memastikan halal dan haram serta menjauhi hal-hal subhat.
- Semua nikmat yang diberikan olehNYA maka akan dimintai pertanggungjawaban di hadapanNYA.
  • Berhati-hati dalam menilai orang lain
- Wahai orang yang beriman, jauhilah prasangka-prasangka buruk kepada orang lain karena sesungguhnya prasangka itu tidak membawa kebenaran.
- Pada Allah maka kita harus berprasangka baik.
- Pada orang beriman maka kita harus berprasangka baik pula
- Pada diri sendiri harus berburuk sangka (su'udzan) karena dengan begitu akan timbu kekhawatiran dalam diri sehingga merasa tidak cukup atas amalan-amalan baik yang dilakukan dan akan menyebabkan kebaikan-kebaikan itu akan terus tumbuh.
- Pada orang kafir harus su'udzan sebelum membuktikan dia itu orang baik atau tidak.
  • Berhati-hati dalam mendapatkan keberuntungan
- Seseorang itu memiliki kecenderungan baik ketika susah
- Terjebak menjadi orang sukses dan beruntung tidak lantas membuat kita terlena dan lupa diri.


Foto ini diambil tanggal 1/1/2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar